Latest News

Sunday, June 22, 2014

10 Situs Download Gambar Gratis Buat Blog/Web & Desain



10 Situs Download Gambar Gratis Buat Blog/Web & Desain

Gambar di dalam posting blog memiliki arti penting. Gambar/image (photo or picture) bukan hanya sebagai penghias semata. Jika dipilih secara matang, gambar dapat menjadi ilustrasi isi posting blog, memperkuat nuansa, serta memberikan kesan dan dramatisasi atas tema yg diusung di dalam artikel. Selain itu, gambar juga dibutuhkan bagi halaman web/blog sebagai petunjuk/indikator navigasi, backgroundheader, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya, gambar tidak bisa disepelekan begitu saja oleh blogger.

Memproduksi gambar sendiri sesuai keinginan bagi kebanyakan blogger bukanlah hal mudah. Apalagi bagi blogger yg tidak menekuni bidang desain grafis atau memiliki stock gambar pribadi yg banyak. Solusinya adalah dengan mencari gambar melalui internet. Tapi tahukah bahwa tidak semua gambar dapat secara bebas dipakai? Ada beberapa kasus yg menyebutkan penuntutan/pelanggaran hak cipta atas blog yg memuat gambar tanpa credit atau seijin pemilik asli. Tentu ini bukan hal yg kita kehendaki. Sebagian besar blogger memang lebih sering mencari gambar melalui Google Image Search yg lebih praktis sesuai dengan keyword yg diinginkan. Tapi hal ini berbahaya.

Posting ini sekaligus juga menjadi tanggapan saya dalam komentar di posting pencurian konten yg menyatakan bahwa gambar yg saya gunakan dipertanyakan. Sebenarnya tidak demikian. Saya selalu menggunakan gambar-gambar free license, bahkan gambar-gambar tersebut juga memiliki lisensi gratis untuk diedit ulang bagi keperluan desain blog/web, komersil, dan desain grafis. Apakah benar ada situs download gambar gratis demikian? Ada banyak! Ratusan! Kualitas gambar-gambarnya pun tidak perlu dipertanyakan lagi. Very high quality images for free! Mulai dari photovectorordinary imagesicons, sampai very artistic images are ready for free use, sodara-sodara! Dengan menggunakan gambar-gambar demikian, kualitas posting dan originalitasnya pun semakin tinggi. So, lebih baik hentikan pencarian gambar dari Google; gunakan/download gambar sebebas-bebasnya dari situs-situs berikut (short url digunakan semata-mata untuk menghindari link juice): [https://bacateruss.blogspot.com/2014/06/10-situs-download-gambar-gratis-buat.html]

Situs hosting dan penyedia gambar terbesar. Ratusan foto/gambar berkualitas diupload setiap detiknya. Untuk memudahkan pencarian gambar sesuai tema, Photobucket menyediakan fitur search yg punya akurasi tinggi. Jika ingin melakukan hosting sekaligus, buat akun gratis. Bahkan foto yg diupload pun bisa dibuat private, sehingga tidak muncul di pencarian. Tempat favorit saya untuk berburu gambar bertema apapun!

Ratusan ribu icon web/blog atau komputer siap digunakan untuk memperindah blog. Icon set dapat memperkuat themes/templates blog karena memiliki keselarasan desain dan warna. Iconarchive juga menghosting gmabar-gambar icon tersebut. Jadi jika malas download dan upload lagi, langsung saja gunakan diret url gambarnya!

Foto-foto berkualitas dan beresolusi tinggi serta memiliki kekuatan artistik disediakan oleh situs ini. Salah satu situs favorit saya untuk mendapatkan gambar sebagai penguat tema artikel. Fngsi search nya dapat digunakan untuk mencari gambar lintas situs penyedia gambar gratis.

Situs pecinta foto dengan komunitas besar. Menyediakan banyak foto artistik yg siap dipakai untuk background maupun ilustrasi artikel. Situs ini kini di-handle penuh oleh Getty Images, sebuah perusahaan besar yg me-manage banyak situs image/gambar berkualitas.

5. Flickr
Situs gambar gratis milik Yahoo! yg menjadi favorit para blogger dan interneter untuk mencari gambar-gambar gratis berkualitas tinggi. Sebagian memiliki lisensi. khusus. Namun cukup banyak gambar yg dapat dipakai secara bebas tanpa batasan.

Ribuan foto yg dapat digunakan sebagai inspirasi dan referensi desain grafis. Dapat digunakan secara bebas untuk keperluan desain, baik yg pribadi maumpun komersial.

Freepixels menawarkan banyak foto beresolusi tinggi baik untuk keperluan personal maupun bisnis (komersial). Memiliki kategori yg sangat banyak untuk memudahkan naviugasi serta terdapat fungsi search untuk langsung mencari foto dengan tema tertentu.

Situs penyedia foto/gambar gratis dengan koleksi yg sangat banyak; sekitar 9 juta gambar/foto siap didownload dan digunakan. Terdapat dua jenis foto sebenarnya, yg gratis dan dijual. Url di atas langsung saya arahkan untuk gambar gratis.

Salah satu situs besar favorit saya. Situs ini adalah tempat berkumpul para artis desaingrafis dan fotografer untuk bertukar ide dan gambar karya mereka. Gambar/foto yg menjadi koleksi luar biasa besar jumlah, kualitas, resolusi, serta nilai artistiknya. Download gambar tanpa perlu registratis terlebih dahulu. Link di atas langsung saya arahkan ke bagian resources stock image.

10. Picfndr
Yg terakhir ini sebenarnya buka(n) situs penyedia image gratis. Namun situs untuk mencari gambar gratis yg bebas license, baik untuk keperluan pribadi atau komersil. So, ga perlu lagi Google Image Search yg riskan itu! Pencarian dilakukan berdasarkan setting tertentu; terdapat menu setting di sebelah kiri untuk mendapatkan akurasi pencarian, baik setting keyword, jenis lisensi, pembatasan untuk gambar yg butuh atribusi (credits) atau tidak, dll. Gambar-gambar yg dimunculkan di hasil pencarian berasal dari ratusan situs penyedia gambar gratis yg terjamin lisensi gratisnya. Situs ini yg paling sering saya gunakan untuk mencari gambar ilustrasi posting. 

Masih ada banyak lagi situs-situs semacam di atas. Sebagian lain memiliki koleksi yg tidak begitu banyak meskipun tidak kalah kualitas gambarnya. Dalam kesempatan lain, bila memungkinkan, akan ditambah situs-situs lain untuk memperkaya resource kita untuk mendapatkan gambar gratis berkualitas tinggi bagi blog/web, desain, maupun kepentingan lain.
[https://bacateruss.blogspot.com/2014/06/10-situs-download-gambar-gratis-buat.html]

Tuesday, June 10, 2014

Casablanca: Forget Me Not




Casablanca: Forget Me Not


Dahlian

Gagas Media, 2014

336 Hal.


Ini adalah tentang kegalauan seorang perempuan menjelang hari pernikahannya. Merasa panik gak jelas, sesak napas dan butuh menjauh dari segala keribetan yang berhubungan dengan pernak-pernik pernikahan. Maka, pergilah Vanda ke Casablanca� main pergi aja gitu, gak ngasih tau ke calon suaminya, gak ngasih penjelasan apa-apa ke orang tuanya. Rada egois sih menurut gue, tapi di lain pihak, gue mencoba mengerti, ketika tahu cowok seperti apa, Rommy, tunangan Vanda itu. Kalo gue jadi Vanda, gue jelas butuh ruang untuk berpikir. Dan dalam versi Vanda sendiri, ada �sesuatu� yang perlu ia tuntaskan biar hatinya jadi lebih lega dan mantap memasuki gerbang pernikahan.

Kenapa Vanda memilih Casablanca? Tak lain, karena ia jatuh cinta pada film dengan judul yang sama, bahkan langsung semangat ketika tahu, ada caf� yang menjadi setting dalam film tersebut.

Sementara itu, tujuan Laz datang ke Casablanca bukan untuk patah hati, tapi, apa daya, ia harus menghadapi kenyataan bahwa sang pacar yang penduduk asli sana memutuskan untuk memilih atasannya sebagai pasangan hidupnya.

Dan bertemulah mereka di lobi hotel. Laz yang melihat Vanda sama-sama berasal dari Indonesia, memutuskan untuk beramah-tamah dengan Vanda. Tapi, justru ditanggapi Vanda dengan dingin mengingat kelakuan Laz yang memang rada annoying.

Sejujurnya, gue �nyaris� kapok baca seri STPC ini gara-gara Athena, yang bacanya bikin gue rada kesel dengan segudang kebetulannya itu. Emang sih, namanya novel, ada aja suatu kebetulan, karena kalo gak, tokohnya gak ketemu dong� tapi, ya gak segitu banyak juga sih� Eh.. kenapa gue jadi bahas Athena lagi? (belum ilang keselnya ternyata.. hehehe)

Untuk tokoh, gue menyukai tokoh Vanda dan Laz, terlepas dari hal-hal negatifnya. Chemistry di antara keduanya terbangun pelan-pelan, meskipun gue lumayan setuju sama Laz, kenapa Vanda segitu gampangnya jatuh ke pelukan Laz, padahal dia udah punya tunangan� membuat Vanda jadi terkesan �mudah�, tapi.. yah� pengaruh suasana dan tempat bisa bikin orang lupa diri. Semetara Laz, gue pun �jatuh hati� karena sifatnya yang melindungi, yang pengen balas dendam, tapi sebenernya gak tegaan� *coba Laz� kalo kapan-kapan gue mampir Casablanca, boleh lah jadi guide*

Tokoh dalam cerita ini gak banyak, jadi benar-benar menyorot ke Vanda dan Laz. Bagus lah, jadi gak bikin ribet dan nambah-nambah konflik. Ceritanya jadi sederhana.

Cara menyampaikan suasana di Casablanca juga �halus�, gak melulu ketika datang ke tempat wisata, si penulis menjabarkan sejarah tempat itu dari A-Z, singkat aja, tapi bikin pembaca bisa mendapatkan gambaran.

Pemilihan warna untuk cover dan ilustrasi di cover juga bagus. Warnanya unik, jarang gue menemukan pemilihan warna ini.


Submitted for:

- Indonesian Romance Reading Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014

Sunday, June 1, 2014

Time Riders


 

TimeRiders

AlexScarrow @ 2010

Desy Natalia (Terj.)

Elex Media Komputindo - 2013

424 hal.


LIAM O,CONNOR harusnya meninggal di lautan pada tahun 1912
MADDY CARTER harusnya meninggal di dalam pesawat pada tahun 2010
SAL VIKRAM harusnya meninggal dalam kebakaran pada tahun 2026

Mereka bertiga "dipertemukan" dan "berkumpul" di New York, tahun 2001, tepat sebelum 9/11. Seorang pria bernama Foster merekrut mereka untuk menjadi penjaga waktu, memastikan agar sejarah tetap menjadi seharusnya seperti yang kita kenal sekarang. Tugas mereka adalah mengamati jika terjadi sesuatu perubahan yang berpengaruh pada sejarah dan berusaha untuk mengembalikan keadaan sesuai dengan sejarah jika terjadi perubahan.

Adalah Waldstein yang menciptakan mesin waktu, sehingga ia bisa kembali ke masa lalu untuk bertemu anak dan istrinya, tapi di satu titik ia sadar, bahwa mesin waktu bisa membuat manusia jadi �serakah� dan berambisi untuk mengubah sejarah sesuai dengan kepentingannya sendiri. Maka, ia pun menghancurkan mesin waktu itu. Tapi, tentu saja, ada negara-negara dengan uang banyak, yang menciptakan mesin waktu sendiri,

Tugas Liam, Maddy dan Sal tentulah sangat berat � terutama untuk Liam yang datang dari masa ketika belum ada komputer dan hal-hal canggih lainnya. Dalam waktu yang singkat, Foster melatih mereka dan memastikan agar mereka siap untuk terjun ke lapangan jika tugas memanggil mereka.

Tugas Maddy � sebagai pemimpin, juga bertugas mengoperasikan perangkat mesin dan komputer untuk keperluan penjelajahan waktu tersebut. Maddy memang memiliki keahlian tingkat tinggi dalam komputer, bahkan ia menjadi hacker dalam usia muda. Sedangkan Sal, bertugas sebagai pengamat. Ia harus mengamati hari yang sama selama berulang-ulang, mencari perubahan sekecil apa pun, yang berbeda dari hari sebelumnya. Sungguh bukan hal yang menyenangkan, mengingat ia harus menyaksikan peristiwa 9/11 selama berulang-ulang. Sementara, Liam, akan menjadi penjelajah waktu , yang langsung terjun untuk �memperbaiki� sejarah yang salah � ia ditemani oleh Bob, makhluk kloning dengan kemampuan Artificial Intelligence dan sangat kuat.

Resiko dari penjelajah waktu, bukan hanya ada kemungkinan mereka tidak bisa kembali tapi juga umur mereka yang bertambah lebih cepat daripada seharusnya.

Kasus pertama mereka berkaitan dengan sejarah Perang Dunia, ketika seorang bernama Kramer, yang juga mengetahui keberadaan mesin waktu, berusaha menguasai dunia, maka apa yang akan terjadi jika Nazi menang dan menguasai dunia? Di sini, kita akan dibawa untuk membayangkan New York dalam berbagai keadaan � ketika Menara Kembar masih ada, atau New  York yang tiba-tiba berubah menjadi sebuah kota dengan dua bahasa � Inggris dan Jerman, dan New York yang berubah menjadi kota zombie.

Lama gak baca science-fiction kaya� begini, ketika membaca sinopsisnya, gue langsung PO ke mbak Maria. Dengan waktu yang lompat-lompat, dari tahun 2066, ke tahun 2001, mundur ke tahun 1956, bahkan ke 1941. Yang menarik kejadian ketika Maddy di tahun 2001 berusaha berkomunikasi dengan Liam yang ada di tahun 1957. Plus buku harian yang ditulis Sal.

Tokoh favorit gue justru Bob, makhluk yang �nyaris� tanpa emosi ini, justru sangat setia kawan. Ia terus mencari Liam ketika mereka terpisah dalam tugas mereka.

Kaya�nya buku ini �lengkap� banget, ada science, fantasi, plus petualangan yang menegangkan. Kurang romance-nya aja� hehehe�.

Seri Time Rider udah ada 8 judul:
1. TimeRiders
2. Day of the Predator
3. The Doomsday Code
4. The Eternal War
5. Gates of Rome
6. City of Shadows
7. The Pirate Kings
8. The Mayan Prophecy

Dan pengen segera baca yang kedua dan ketiga, dan semoga seri selanjutnya segera diterjemahkan. Penasaran� mereka bakal �terlempar� ke masa apa di buku yang lain? Semoga buku-buku selanjutnya tetap menarik. Karena koq gue sempat berpikir, kalo sequel-nya kebanyakan, dan secara garis besar 'gitu-gitu' aja, gue takut bakal ngebosenin.


Submitted for:

- 2014 TBRR Pile � Reading Challenge (additional challenge: Historical Fiction)
- Young Adult Reading Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014

Monday, May 19, 2014

Lockwood & Co. #1: The Screaming Staircase



Lockwood & Co. #1: The Screaming Staircase (Undakan Menjerit)

Jonathan Stroud @ 2013

Poppy D. Chusfani (Terj.)

GPU � Januari 2014

424 hal.


London dilanda wabah yang serius. Berhubungan dengan Masalah hantu, yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Para penduduk kota tidak berani keluar di waktu malam. Perlindungan diperketat. Mereka melengkapi diri mereka dengan lavendel, rumah mereka dipasang besi-besi agar para Pengunjung tidak berani mendekat. Para Pengunjung menebar ketakutan, bahkan bisa berakibat kematian. Maka berdirilah agensi pengusir Pengunjung itu. Yang terbesar adalah Fittes. Tapi ada juga agensi-agensi kecil seperti Lockwood & Co, dengan pemilik bernama Anthony Lockwood. Yang unik nih, para pengusir yang tergabung dalam agensi-agensi tersebut adalah anak-anak. Nah, karena itu, seharusnya ada penyelia � orang dewasa � yang mengawasi jalannya operasi agensi-agensi tersebut.

Lucy Carlyle, seorang anak perempuan yang memilik Bakat Daya Dengar. Ia bergabung di Lockwood & Co. setelah ditolak oleh agensi besar. Di tempat asalnya, Lucy pernah bergabung di sebuah agensi, dan menjadi salah satu agen yang diandalkan. Tapi, karena suatu insiden, ia pun memutuskan pindah ke London.

Anthony Lockwood, seorang remaja yang dengan masa lalu yang misterius, tapi memiliki karakter yang ceria dan memiliki akal serta perhitungan yang tak terduga. Selain itu ada juga George, pemuda gemuk, yang gampang ngambek dan marah, tapi untuk urusan riset, serahkan padanya.

Memang dalam mengatasi sebuah kasus, dibutuhkan riset yang mendalam � misalnya tentang latar belakang bangunan yang akan mereka datangi, tapi terkadang, Lockwood yang sering mengabaikan hal tersebut hingga dalam kasus terakhir, riset yang kurang, tindakan yang tanpa perhitungan membuat mereka harus membayar ganti rugi yang sangat besar.

Optimisme Lockwood terbukti dengan adanya tawaran untuk menemukan Sumber yang bisa mengusir dan membasmi Pengunjung di sebuah rumah paling berhantu. Tawaran itu datang dari klien kaya raya bernama Fairfax. Meskipun George dan Lucy sedikit ragu, tapi Lockwood dengan gagah berani menerima tawaran itu.

Secara keseluruhan, gue puasssss dengan buku ini. Jonathan Stroud mengobati kerinduan gue akan cerita fantasi yang penuh petualangan, tanpa adanya intrik-intrik cinta segitiga, serigala atau vampire.

Ada humor, misteri, horor dan petualangan yang menjanjikan. Tokoh-tokohnya juga menyenangkan dan mudah untuk disukai. Lockwood yang cuek tapi, sebagai pemimpin ia kerap ada dalam dunianya sendiri, George yang doyan makan tapi teliti dan Lucy, meski terkadang gegabah tapi ia adalah perempuan yang tangguh. Dan meskipun sering berbeda pendapat atau berantem, tapi ketika berada dalam satu tim, menyelesaikan sebuah kasus, mereka saling bahu-membahu. Suka dengan chemistry ketiga tokoh ini.

Untuk cover, menurut gue sih unik. Karena melambang lubang kunci sebuah pintu, yang jadi bagian penting dalam pekerjaan seorang agen. Lewat pintu, mereka masuk ke sebuah ruangan penuh misteri yang menakutkan, dan satu pintu tidak boleh terkunci, sebagai jalan keluar jika dalam bahaya. Tapi, gambar di dalamnya, gak sesuai banget sama isi cerita. Emang sih, berhasil membuat gue �merinding� kalo ngeliat gambar itu lama-lama (lagian iseng banget sih dipandangin), gue udah membayangkan kalau gadis kecil itu adalah salah satu Pengunjung. Kesannya horor banget kan? Gue pun bersiap-siap kalau-kalau ada penampakan.

Membaca cerita ini, gue serasa mengunjungi London yang kelam dan penuh kabut. Semua orang butuh perlindungan dari para hantu, dan kerennya anak-anak memegang peranan penting. Satu perlengkapan agen yang gue suka adalah rappier � kesannya keren gitu ke mana-mana bawa pedang :D

Dan jangan khawatir kalau bingung dengan istilah-istilah aneh di dalam buku ini, karena di bagian akhir tersedia Glosarium yang membantu kita biar jadi lebih paham.

Gue gak sabar menantikan sekuel-nya �The Wishpering Skull� � bahkan nih, gue berharap ada prekuelnya juga� pengen tahu asal-usul dan kisah si Anthony Lockwood. Sekali lagi, Jonathan Stroud berhasil membuat gue kangen dengan tokoh-tokohnya :) Pengen cepet-cepet 'ketemu' lagi di cerita selanjutnya.


Submitted for:

- Lucky No. 14 Reading Challenge � Category: Favorite Author
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Children Literature Project

Sunday, May 18, 2014

Found



 

Found

June Oldham @ 1995

Scholastic

199 hal.


Cerita ini berkisah tentang kehidupan di abad 21. Orang-orang kebanyakan bekerja di rumah, semua diatur oleh pemerintah pusat, setiap keluarga hanya punya satu anak, karena jika lebih, maka akan dikenakan pajak yang besar untuk tambahan anak tersebut. Seperti buku dystopia yang lain, maka, di dalam buku ini pun keberadaan buku cetak sangat langka, mereka juga jarang melakukan rekreasi. Dalam salah satu ceritanya, Ren, tokoh utama di novel ini berkata, kalau mau merasakan namanya pantai, tinggal duduk, cari makanan yang pas, dan pasang di screen gambar pantai� maka, bayangkanlah kalau sedang ada di pantai, dan berjemur di bawah sinar matahari. Hmm� tampak garing banget kehidupan kaya� gitu.

Awal mula buku ini, bercerita tentang Ren yang �terpaksa� diserahkan ibunya ke salah satu kerabatnya, karena ibunya sedang hamil dan tak akan mampu membayar pajak yang lebih besar. Maka, Ren pun �diselundupkan�. Tapi, gara-gara jam malam yang berlaku, perempuan yang seharusnya mengantar Ren terpaksa pulang. Ren pun harus bersembunyi di dalam sebuah gua. Status Ren sekarang adalah seorang �pelarian�.

Ternyata, di sana ia bertemu dengan Brocket, Lil dan Hillary, di mana mereka akhirnya berusaha menyelamatkan seorang bayi yang dibuang oleh orang tuanya. Bayi itu mereka beri nama �Found�. Mereka melakukan perjalanan yang berat, melewati hutan, salju, belum lagi bayi harus diberi makan, minum, baju yang hangat, diganti popoknya dan sakit. Tak hanya itu, mereka juga harus bersembunyi, melarikan diri dari orang lain yang juga mengejar Found.

Ada yang rasanya gak jelas dalam buku ini. Gak tau deh, buku ini tergolong tipis, tapi, gue nyaris seminggu menyelesaikannya karena alur cerita yang sejujurnya nanggung. Misalnya siapa Cob? Kenapa dia mengejar Found? Siapa Mrs. Gimmer, yang selalu menolong mereka itu? Lalu, koq mereka nyaris aman-aman saja dari petugas keamanan yang katanya ketat dan selalu awas itu?

Baca buku seperti, terkadang antara penasaran, tapi pengen udahan. Pengen tahu ending-nya gimana, tapi koq menuju ke sana jalan ceritanya �ngeselin�.

Tapi ya sudahlah, it was just ok�,



Submitted for:

- Lucky No. 14 Reading Challenge � Category: First Name Rule
- Books in English Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014

Roald Dahl�s Book of Ghost Stories



 

Roald Dahl�s Book of Ghost Stories

Editor: Roald Dahl

Kontributor: Francis Marion Crawford , L.P. Hartley , Richard Middleton , Rosemary Timperley , Joseph Sheridan Le Fanu , Mary Treadgold , Edith Wharton  , Jonas Lauritz Idemil Lie , Robert Aickman , Cynthia Asquith , E.F. Benson , A.M. Burrage

Penguin, 1983

249 hal.


Sempet kecewa ketika tahu, kalau isi kumpulan cerita-cerita �hantu� dibuku ini bukan karangan dari Roald Dahl, melainkan cerita pilihan dari beliau sendiri. Tapi, yah, gue percaya deh, kalau pilihan beliau pasti tetap oke. Jadi awal mulanya terbitnya buku ini, adalah ketika Roald Dahl mempunyai ide untuk membuat serial horor di televisi. Maka beliau pun mencari dan mengumpulkan cerita-cerita hantu. Awalnya sih, sempet kesel juga karena gak bisa menemukan cerita-cerita hantu yang benar-benar bagus, sampai akhirnya ia menemukan cerita dari berjudul Harry yang ditulis untuk Rosemary Timperley.

Meskipun film seri itu sendiri akhirnya kurang sukses, tapi cerita-cerita hantu yang berhasil dikumpulkan Roald Dahl pun diterbitkan dalam bentuk buku.

Cerita-cerita hantu yang bikin merinding, justru bukan karena sosok hantu yang mengerikan macam pocong, kuntilanak, suster ngesot atau kakek cangkul (etapi� kalo ngeliat di film yang kaya� beginian sih males juga ya?). Makhluk-makhluk jadi-jadian itu gak ada di dalam cerita hantu di buku ini. Sosok hantu dalam wujud �manusia�, nyaris nyata, tapi sambil baca � sedikit aja, tetap bikin bulu kuduk berdiri.

Di antara beberapa cerita yang gue suka adalah Harry (Rosemary Timperley), Playmates (AM Burrage), The Sweeper (AM Burrage), On the Brighton Road (Richard Middleton), Christmas Meeting (Rosemary Timperly) dan W.S (LP Hartley).

Yang bener-bener bikin �merinding� adalah Harry dan The Sweeper.

Sosok hantu di dalam buku ini bisa seorang tukang sapu yang ternyata menjadi penanda kematian seorang perempuan, tokoh karangan seorang penulis yang jadi �nyata�, seorang anak kecil yang jadi korban kecelakaan dan mencari adiknya yang hilang atau seorang penjaga toko barang antik.

Gue bukanlah penggemar cerita-cerita hantu, tapi karena �nama� Roald Dahl, gue �memberanikan� diri untuk baca buku ini. Dan, secara gak sadar, gue sempet baca Playmates sambil nungguin Indonesian Idol, dan ternyata nyaris jam 12 malam. Gue nonton sendirian, dan pas sampai bagian di mana salah satu tokoh lagi cerita tentang suara-suara aneh yang dia dengar di dalam sebuah ruangan� nah, males banget kan� langsung gue tutup buku itu, buru-buru masuk kamar dan tidurrrr�. Hehehe�


Submitted for:

- Books in English Reading Challenge 2014

Tuesday, May 6, 2014

Lord of the Flies


 

Lord of the Flies

Faber and Faber � June 2002
225 hal

Sekelompok anak-anak asal Inggris, terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni, setelah pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Tak ada orang dewasa yang selamat, hanya anak-anak. Awalnya sih, mungkin menyenangkan bagi anak-anak itu � mereka melupakan rasa takut, dan terpesona dengan area bermain baru yang l uas.

Anak-anak itu pun, sepakat untuk memilih ketua. Ada dua anak yang �dijagokan� yaitu Ralph dan Jack. Tapi, akhirnya Ralph lah yang terpilih sebagai ketua. Ia pun berusaha mengatur �kehidupan� mereka di pulau itu, seperti membuat api dan menjaganya agar tetap menyala, agar jika ada kapal yang lewat bisa melihat asap dari api itu dan menyelamatkan mereka. Sementara, Jack, yang berambisi juga untuk jadi ketua, diputuskan untuk menjadi �pemburu�, yang mencari makan untuk mereka. Tapi, lama-kelamaan, Jack malah �memberontak� dan membentuk kelompok sendiri yang lebih �bar-bar� dan merasa lebih jagoan karena mereka adalah pemburu.

Kelompok itu pun terpecah menjadi dua. kelompok yang baik dan beradab, serta yang buruk dan tak mau ikut aturan. Pada akhirnya malah semakin kacau dan Ralph bersama teman-teman yang masih setia padanya jadi buruan �The Hunter�.

Meskipun tokohnya anak-anak, tapi ini bukan novel yang mudah untuk dicerna, terkadang gue harus baca berulang-ulang untuk bisa lebih memahami dan mengerti apa yang maksud dari kalimat tersebut. Buku ini menggambarkan sisi baik dan buruk dari manusia. Ada yang egois, ambisius dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kekuasaan, ada yang bijaksana dan berusaha menjaga agar tetap di jalur sesuai dengan aturan, dan ada pula yang �tertindas� � yang dalam hal ini diwakili oleh tokoh Piggy.

Membaca kalimat-kalimat di awal, sempat gue bayangin kalau buku ini akan jadi sebuah buku petualangan, dengan kisah yang lebih �ceria�. Ternyata, buku ini sangat serius dan �berat�. Lord of the Flies, adalah terjemahan dari Bahasa Hebrew � Beelzebub � yang artinya �Satan�. Agak ngeri ya jadinya � tapi, ada benarnya sih, kalo ngeliat tokoh Jack, yang makin lama makin gila kekuasaan, makin semena-mena.

Setelah baca buku ini, gue mampir ke Wikipedia, dan gue pun jadi lebih ngeh tentang isi  buku ini.

William Golding, adalah peraih Nobel untuk bidang literature tahun 1983. Dan salah satu buku beliau, Rites of Passage juga meraih penghargaan Booker Prize.

Submitted for:

- 2014 TBRR Pile � Reading Challenge (additional challenge: classic)
- Lucky No. 14 Reading Challenge � category: Once Upon a Time
- New Author Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014
- Books in Englishh Reading Challenge 2014

Monday, May 5, 2014

New Author Reading Challenge 2014 - Update March & April 2014





So far, untuk New Author Reading Challenge, gue udah baca 12 buku. Wah, moga-moga bentar lagi bisa "naik kelas" jadi Middle. Berikut update buku-buku untuk New Author Reading Challenge 2014:


1. Menanti Cinta � Adam Aksara (Maret 2014)
2. The Reader (Des Vorlesser - Sang Juru Pembaca) - Bernard Schlink (Maret 2014)
3. Flipped� Wendelin van Draanen (Maret 2014)
4. Athena:Eureka � Erlin Natawiria (April 2014)

5. The Handmaid�s Tale � Margaret Atwood (April 2014)

6. Peter Nimble and His Fantastic Eyes (Peter Nimble dan Mata Ajaib) � Jonathan Auxier (April 2014)

7. In The Bag � Kate Klise (April 2014)




Tuesday, April 29, 2014

In the Bag



In the Bag

Kate Klise @ 2012
Nurkinanti Laraskusuma (Terj.)
GPU, Oktober 2013
376 hal.


Dua orang tua tunggal berlibur dengan anak mereka masing-masing. Pertama, Andrew dan Web dengan tujuan ke Madrid, dan kedua, Daisy dan Coco, tujuannya ke Paris.

Dua �tragedi� � pertama insiden Andrew yang gak sengaja menumpahkan anggur ke baju Daisy Sprinkle. Lalu yang kedua, insiden tas Andrew dan Coco yang tertukar. Karuan liburan yang seharusnya menyenangkan, diawali dengan rasa bt dari keempat tokoh ini.

Andrew adalah seorang kurator yang kali ini diminta oleh sahabatnya, Solange,  untuk merancang sebuah pameran di Madrid. Sedangkan, Daisy, melarikan diri ke Paris, setelah kembali resign dari restoran tempatnya bekerja.

Sementara kedua orang tua mereka sibuk sendiri, yang satu dengan pekerjaan, yang satu bt dengan pesan rahasia, anak-anak mereka � Andrew dan Coco malah asyik chatting dan berencana untuk membuat pertemuan singkat dalam rangka saling mengembalikan tas.

Andrew dan Daisy juga pada akhirnya bertemu, saat Daisy diminta Solange untuk membantu menyediakan makanan di acara pameran yang dirancang Andrew. Dan tentu saja, mereka berdua tertarik satu sama lain, dan merencanakan pertemuan kecil antar dua keluarga, tanpa mengetahui bahwa anak-anak mereka ternyata sudah saling mengenal.

Gue �mema�afkan� kebetulan kecil di dalam buku ini. Karena, tanpa kebetulan itu, cerita ini akan jadi �biasa�. Peran Solange yang muncul sesekali dalam buku ini ternyata besar pengaruhnya. Ditambah lagi, tempat-tempat asyik di Madrid dan Paris.

Karakter Andrew dan Coco, sebagai anak usia 17-18 tahun juga menurut gue �keren�. Mereka menyukai hal-hal yang gak umum, yang malah bikin percakapan mereka jadi nyambung. Andrew dan Daisy juga menghadapi  masalah dalam beradaptasi dengan perilaku anak-anak mereka yang masih remaja, tapi mulai menuju kedewasaan.

Gue juga menyukai ending cerita ini yang manis. Cara penyampaian cerita yang bergantian di antara empat tokoh ini, bikin cerita jadi lebih seru. Karena gue bisa tahu apa yang ada di pikiran masing-masing tokoh. Apalagi tokohnya dua orang dewasa dan dua orang anak-anak dengan jenis kelamin yang beda-beda. Jadi, gue juga bisa melihat bagaimana si anak-anak memandang orang tua mereka, atau justru sebaliknya, membaca orang tua yang resah-gelisah sama sikap anak-anak mereka yang kaya�nya hidup dalam dunia sendiri.

O ya, awalnya ketika gue baca sinopsis buku ini, terus terang gue gak terlalu tertarik. Karena gue pikir, ah paling-paling soal abg yang jatuh cinta gara-gara kopernya ketuker, jadi gue melewatkan tawaran mbak Maria untuk PO buku ini. Tapi, waktu ngeliat covernya yang imut-imut ini, yah�. Luluhlah pertahanan gue. Gak kuat melawan godaan cover yang menarik ini. 4 pasang kaki, dengan sepatu yang �menjelaskan� siapa tokoh-tokoh buku ini, lalu dengan latar warna hijau yang kalau dipandang-pandang seperti sebuah koper, lengkap dengan tempelan sticker hotel dan ada gambar passport-ya. Ilustrasi di setiap pergantian bab � yang ditandai dengan pergantian hari itu, juga bagus � kertas-kertas seperti boarding pass, tiket, daftar belanjaan atau bahkan surat rahasia dari Andrew untuk Daisy.

Satu hal yang menarik dari buku ini, adalah tema pameran yang dirancang Andrew itu. Tentang teknologi � seperti smartphone, yang menggantikan sarana surat-menyurat tradisional. Gue jadi kepikiran, 3-4 tahun yang lalu, saat lebaran, masih banyak kartu ucapan yang di antara pak pos, kalo sekarang di malam takbiran �banjir� broadcast message ucapan lebaran. Ada sesuatu yang kurang �akrab� kaya�nya, karena pertama rata-rata pesan itu adalah copy paste dari pesan sebelumnya, kedua, dikirim secara �berjamaah� ke semua contact. Makanya kalo sekarang, gue seneng ikutan postcrossing, seneng rasanya tiba-tiba dapet kartu pos, entah dari siapa dan dari mana aja.

Gue pun suka ide Daisy untuk menyajikan makanan yang kembali ke masa lalu, biar orang yang sekarang hidup dengan teknologi canggih, kangen dengan masa-masa di mana semua butuh proses yang lama dan bernostalgia. Mungkin ada hal-hal yang gak bisa tergantikan sepenuhnya oleh peranan teknologi.

Di buku ini disebutkan adanya demonstrasi oleh kalangan orang-orang yang menolak teknologi � seperti Suku Amish. Mereka ini konon benar-benar hidup jauh dari teknologi. Gak mau pakai lampu listrik, semua serba manual, dan hidup memisahkan diri dari masyarakat umum. Gue pertama kali mengetahui tentang masyarakat Amish ini dari bukunya Jodi Picoult, yang judulnya The Plain Truth.


Submitted for:

- Lucky No. 14 Reading Challenge � category: Cover Lust
- New Author Reading Challenge 2014
- Young Adult Reading Challenge 2014

Athena: Eureka


 

Athena: Eureka

Erlin Natawiria
Gagas Media , December 2013
284 Hal.

Widha memutuskan untuk berlibur ke Yunani ' alasannya banyak, pertama karena memang sejak kecil ia tertarik dengan mitologi Yunani; kedua, pengen ketemu mantan pacarnya dan ketiga, memenuhi keinginan almarhum kakak kembarnya. Sejak putus sama mantannya secara sepihak, Widha memang masih selalu berusaha menjaga hubungannya tapi, si mantan ini, bernama Wafi hilang begitu saja, sampai akhirnya Widha justru mengentahui keberadaan Wafi justru dari pacar baru Wafi. Hmmm".

Okelah, setelah menabung dana bea siswa dan dari hasil menulis sebagai jurnalis, berangkatlah Widha ke Yunani. Di sana ia bertemu dengan Nathan, cowok berkebangsaan Australia yang mengerti bahasa Indonesia. Yah, si Nathan ini meskipun niatnya jalan-jalan, ternyata punya �misi� sendiri. Dan sikap enggan Nathan untuk bercerita tentang latar belakangnya bikin Widha penasaran, tapi sikap penasaran Widha malah bikin Nathan jadi marah. Lagian sih� baru kenal udah sok-sok pengen tahu masa lalu orang � Kalo gue jadi Nathan, juga bt pastinya diulik-ulik terus.

Sebenernya pengen kasih bintang 2 aja untuk buku ini � karena tokoh-tokohnya berkarakter �nangung� menurut gue. Udah gitu, terlalu banyak kebetulan dalan buku ini � si A kenal si B, si B ternyata kenal juga sama C yang kenal sama A. Gue lebih suka kalau ini permasalahan hanya di Wafi dan Widha, gak perlu dibuat jadi rumit dengan kehadiran orang lain yang ternyata saling kenal itu. Dan jujur gue kesel banget ketika dengan berbagai kebetulan itu.

Terus, segitu gak bisa move-on-nya Widha, sampai harus nyariin Wafi ke Athena segala � yah, meskipun ada alasan lain sih. Tapi, konfliknya jadi gak jelas. Mau ngurusin mantan atau �menuntaskan� keinginan sang kakak? Lalu, kenapa tokoh-tokohnya pada bermasalah dengan ayahnya � Wafi, Nathan bahkan bocah jalanan pencuri roti itu?

Perpustakaan Hadrian via wikipedia
Mozaik di lantai Perpustakaan Hadrian via inspiringpretty.com

Yang bikin gue nambahin jadi � bintang � dibuletin deh jadi 3 bintang, karena pemilihan setting tempat di Yunani, yang menurut gue gak umum. Meskipun ketika berkeliling bersama Nathan, menurut gue Widha terkesan jadi kaya� tour guide atau kamus berjalan. Seolah ingin �memamerkan� pengetahuan tentang Yunani, tapi lupa menggambarkan keindahan tempat-tempat wisata yang ia kunjungi.

Bagian yang menarik dalam buku ini, ketika Widha dan Nathan �terjebak� dalam pesta pernikahan di Rafina dan adegan kejar-kejaran dengan bocah pencuri roti bernama Regas.

Kalo cover, gue suka dengan warna birunya, tapi kenapa ilustrasinya koq terkesan kaku dan sepi gitu? Misalnya Monastiraki Flea Market, katanya tempat penjualan pernak-pernik yang ramai, tapi ilustrasinya gak �meneriakkan� keramaian itu. Gue jadi gak bisa ngeliat apa yang menarik dari Yunani. Padahal illustrator-nya sama dengan illustrator Roma, yang lebih menarik dibandingkan yang ini.

Monastiraki Flea Market via Pinterest

Okelah, terlepas dari segala kekurangan yang di dalam buku ini, gue salut dengan pilihan setting cerita yang berani, yang unik, yang jarang dipakai oleh penulis (lokal) � eh, ini setau gue sih� Yah, emang sih ini kan bukan buku panduan pariwisata, tapi at least bisa membangun keinginan pembaca untuk berimajinasi tentang tempat tersebut.

Kalo ngeliat foto sih, (katanya) gue pernah dateng ke sana� hihihi.. pas umur 3 atau 4 tahun mungkin. Tapi, tentu saja, gak satu pun ingatan tentang kunjungan itu melekat�. Nah doakan saja deh, kalo gue bisa kembali berpose di depan Acropolis seperti di foto ini� hehehe� 

guess... yang manakah aku?



Submitted for:


- Baca Bareng BBI bulan April 2014 � tema: Travel
- Lucky No. 14 Reading Challenge � category: Visit the Country
- Young Adult Reading Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014
- Indonesian Romance Reading Challenge 2014

Tags