Latest News

Tuesday, April 29, 2014

Athena: Eureka


 

Athena: Eureka

Erlin Natawiria
Gagas Media , December 2013
284 Hal.

Widha memutuskan untuk berlibur ke Yunani ' alasannya banyak, pertama karena memang sejak kecil ia tertarik dengan mitologi Yunani; kedua, pengen ketemu mantan pacarnya dan ketiga, memenuhi keinginan almarhum kakak kembarnya. Sejak putus sama mantannya secara sepihak, Widha memang masih selalu berusaha menjaga hubungannya tapi, si mantan ini, bernama Wafi hilang begitu saja, sampai akhirnya Widha justru mengentahui keberadaan Wafi justru dari pacar baru Wafi. Hmmm".

Okelah, setelah menabung dana bea siswa dan dari hasil menulis sebagai jurnalis, berangkatlah Widha ke Yunani. Di sana ia bertemu dengan Nathan, cowok berkebangsaan Australia yang mengerti bahasa Indonesia. Yah, si Nathan ini meskipun niatnya jalan-jalan, ternyata punya �misi� sendiri. Dan sikap enggan Nathan untuk bercerita tentang latar belakangnya bikin Widha penasaran, tapi sikap penasaran Widha malah bikin Nathan jadi marah. Lagian sih� baru kenal udah sok-sok pengen tahu masa lalu orang � Kalo gue jadi Nathan, juga bt pastinya diulik-ulik terus.

Sebenernya pengen kasih bintang 2 aja untuk buku ini � karena tokoh-tokohnya berkarakter �nangung� menurut gue. Udah gitu, terlalu banyak kebetulan dalan buku ini � si A kenal si B, si B ternyata kenal juga sama C yang kenal sama A. Gue lebih suka kalau ini permasalahan hanya di Wafi dan Widha, gak perlu dibuat jadi rumit dengan kehadiran orang lain yang ternyata saling kenal itu. Dan jujur gue kesel banget ketika dengan berbagai kebetulan itu.

Terus, segitu gak bisa move-on-nya Widha, sampai harus nyariin Wafi ke Athena segala � yah, meskipun ada alasan lain sih. Tapi, konfliknya jadi gak jelas. Mau ngurusin mantan atau �menuntaskan� keinginan sang kakak? Lalu, kenapa tokoh-tokohnya pada bermasalah dengan ayahnya � Wafi, Nathan bahkan bocah jalanan pencuri roti itu?

Perpustakaan Hadrian via wikipedia
Mozaik di lantai Perpustakaan Hadrian via inspiringpretty.com

Yang bikin gue nambahin jadi � bintang � dibuletin deh jadi 3 bintang, karena pemilihan setting tempat di Yunani, yang menurut gue gak umum. Meskipun ketika berkeliling bersama Nathan, menurut gue Widha terkesan jadi kaya� tour guide atau kamus berjalan. Seolah ingin �memamerkan� pengetahuan tentang Yunani, tapi lupa menggambarkan keindahan tempat-tempat wisata yang ia kunjungi.

Bagian yang menarik dalam buku ini, ketika Widha dan Nathan �terjebak� dalam pesta pernikahan di Rafina dan adegan kejar-kejaran dengan bocah pencuri roti bernama Regas.

Kalo cover, gue suka dengan warna birunya, tapi kenapa ilustrasinya koq terkesan kaku dan sepi gitu? Misalnya Monastiraki Flea Market, katanya tempat penjualan pernak-pernik yang ramai, tapi ilustrasinya gak �meneriakkan� keramaian itu. Gue jadi gak bisa ngeliat apa yang menarik dari Yunani. Padahal illustrator-nya sama dengan illustrator Roma, yang lebih menarik dibandingkan yang ini.

Monastiraki Flea Market via Pinterest

Okelah, terlepas dari segala kekurangan yang di dalam buku ini, gue salut dengan pilihan setting cerita yang berani, yang unik, yang jarang dipakai oleh penulis (lokal) � eh, ini setau gue sih� Yah, emang sih ini kan bukan buku panduan pariwisata, tapi at least bisa membangun keinginan pembaca untuk berimajinasi tentang tempat tersebut.

Kalo ngeliat foto sih, (katanya) gue pernah dateng ke sana� hihihi.. pas umur 3 atau 4 tahun mungkin. Tapi, tentu saja, gak satu pun ingatan tentang kunjungan itu melekat�. Nah doakan saja deh, kalo gue bisa kembali berpose di depan Acropolis seperti di foto ini� hehehe� 

guess... yang manakah aku?



Submitted for:


- Baca Bareng BBI bulan April 2014 � tema: Travel
- Lucky No. 14 Reading Challenge � category: Visit the Country
- Young Adult Reading Challenge 2014
- New Author Reading Challenge 2014
- Indonesian Romance Reading Challenge 2014

No comments:

Post a Comment

Tags